Alat Pendesain Batik


Setelah meluncurkan peranti lunak untuk mendesain batik, J-Batik Software, Batik Fractal memperkenalkan J-Batik Mini, sebuah peranti lunak yang dirancang khusus untuk para pemula.

“J-Batik Mini diperkenalkan kepada para desainer muda agar semakin mudah menyusun motif baru,” kata Chief Executive Officer Batik Fractal, Nancy Margried, usai merilis J-Batik Mini pada ajang Mega Bazaar Computer 2012 di Jakarta Convention Centre, Sabtu, 3 Maret 2012.

Dalam peranti J-Batik Mini terdapat lima motif batik yang disertai dengan beberapa layout yang memungkinkan pengguna bisa mendesain beragam motif batik.

Di dalam peranti lunak ini sudah tersedia fitur untuk mendesain batik, menambah, mengganti warna, memperbanyak motif batik, dan sebagainya.

Nancy mengatakan versi J-Batik Mini masih dalam tahap persiapan untuk dipasarkan ke konsumen. “Kami bekerja sama dengan Intel untuk menjual J-Batik Mini di IntelApp,” katanya.

Adapun versi J-Batik yang dirancang untuk para profesional hingga saat ini sudah digunakan oleh 400 pengguna.

Selain untuk konsumen di dalam negeri, peranti ini juga sudah digunakan oleh desainer di Inggris dan Swedia. Peranti J-Batik ini dijual dengan harga Rp 300 ribu per unit software.

Menurut Nancy, J-Batik memudahkan para perajin batik dalam mendesain motif batik. Selama ini desain batik menggunakan pensil di media kertas yang menghabiskan waktu lama. “Nah, dengan J-Batik proses desain bisa dilakukan dengan cepat, bahkan bisa beberapa motif.”

Nancy menambahkan bahwa peranti lunak ini akan banyak membantu para perajin batik tradisional dalam mengembangkan desain. Motif yang ada dalam J-Batik diambil dari beragam motif yang ada di daerah di seluruh Indonesia.

Sebenarnya, peranti lunak ini bisa digunakan untuk mendesain dalam banyak media, tidak saja untuk batik, tapi juga untuk poster, wallpaper, bahkan untuk furniture. “Tapi sekarang memang lebih banyak untuk mengembangkan kerajinan batik tradisional,” katanya.

Nancy mengatakan terdapat sejumlah hambatan dalam mengembang software yang menerapkan prinsip matematika ini. Antara lain, kebiasaan masyarakat Indonesia yang masih senang menggunakan software bajakan.

Kemudian hambatan selanjutnya pada aspek pendanaan. “Perbankan di Indonesia tidak bisa memberikan kredit karena ini industri yang mengandalalkan hak kekayaan intelektual, padahal kalau di luar negeri perbankan bisa memberikan kredit dengan jaminan hak paten,” katanya.

Untuk pemasaran J-Batik ini juga masih menemui kendala dalam hal sistem pembayaran secara online. Selama ini proses pembelian dengan cara memesan, kemudian dikirim atau dengan mengunduh di batikfractal.com.

Sejak resmi diluncurkan pada 2007, Batikfractal pernah mendapatkan sejumlah pendanaan, seperti dari pemerintah, lembaga asing, maupun dalam negeri. Dia mengaku bantuan dari pemerintah tidak banyak.

Terakhir, Batikfractal mendapat pendanaan dari Sampoerna Foundation sebesar Rp 100 juta. “Kami sudah merancang untuk bekerja sama dengan beberapa investor,” katanya.

Tentang alenmarlis

i am as education curriculum developers team
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar